Saturday, August 30, 2008



Labels:

4 Comments:

Anonymous Anonymous said...

kenapa sampai saat ini hati ini belum iklhas menyabut ramadhan???
padahal secara logika dan hati telah meyakini bahwa bulan ramadhan membawa sebanyak2 berkah dan kemudahan untuk beramal shaleh.
ya alloh berilah hidayah pada sebanyak mungkin hambamu, termasuk aku....
mohon juga doanya ya kang ndika...
amin

5:43 AM  
Anonymous Anonymous said...

ok... insya Allah

5:45 PM  
Anonymous Anonymous said...

Kupungut pundi-pundi memori yang tercecer di pikiran dan hati. Kupaksa tunduk meriam ego dari hijaunya rumput-rumput ambisi. Berteriakku pada hening lembayung jiwa yang tak kunjung bertepi. Bergelayutku pada curamnya rongga-rongga hakiki. Tiba-tiba diam terjatuh pada tumpulnya duri angka-angka binari. Kuyupku oleh kumpulan bilangan nol dan satu yang berganti-ganti. Mereka meminta verifikasi data pribadi yang terenkripsi dalam mimpi. Tapi terganjal oleh tebalnya sandi dalam hitungan sanubari. Apakah ini cuma emosi dalam wujud simpati? Bukankah ini cuma malam bertopeng hari? Tidakkah mereka bisa merubah alegori imaji? Sadarkah bahwa bumi cuma sugesti? Oh keinginan yang tak kunjung berhenti. Istirahatlah kau dalam pelukan bulan suci tahun ini. Biarkanlah aku, dia, dan kami semua, berperisai dalam janji. Berkepompong erat hingga bisa berpendar kembali.

8:31 PM  
Anonymous Anonymous said...

kata-kata yang indah.... thx om

1:42 AM  

Post a Comment

<< Home