Values-based Leadership
Buku kepemimpinan berbasis nilai tulisan Kenneth Majer, Pd.D. dengan sub headline yang menarik “Pendekatan Revolusioner terhadap Keberhasilan Bisnis dan Sukses Pribadi” ini tampaknya tidak semua isinya bagus seperti yang ditawarkan dalam cover. Apakah karena buku ini terjemahan bahasa inggris yang barangkali penerjemahannya kurang pas, atau karena memang alur buku yang disukai di Amerika dan konon menjadi buku best seller ini kurang sesuai dengan alur logika kita orang Indonesia, atau barangkali karena saya sajalah yang lagi “oon” sehingga buku ini terasa borring di mata saya. Dengan didahului oleh prolog komentar orang-orang terkenal macam Ken Blanchard, Carter McClelland, Curtis W Cook, Jerry Goldress dll. Menjadikan buku ini tampak “layak” untuk dibaca sampai habis.
Memang betul! Awalnya menarik… menyuguhkan satu kisah mimpi Robb Reinhart seorang president direktur Central Plains Foods, sebuah perusahaan distribusi makanan besar di Midwestern Amerika serikat.
“Kamu Dipecat!!” dia bermimpi dipecat oleh direktur komisaris sehubungan dengan menurunnya kinerja para pegawainya dan tidak adanya peningkatan omzet tahun ini.
Lembar demi lembar buku terbaca. Alur yang disajikan tak ubahnya sebuah cerita pengalaman seorang CEO dalam menyelesaikan problem di kantornya. Tak banyak yang dibahas, hanya dalam bab I dijelaskan mengenai bagaimana sebuah nilai-nilai yang ada dalam perusahaan bisa dijalankan. Langsung juga dalam bab yang sama mengenai bagaimana agar nilai-nilai dalam perusahaan bisa dijalankan dg sepenuh hati oleh para karyawan? Jawabannya… seluruh elemen dalam struktur organisasi di perusahaan harus menciptakan sendiri nilai-nilai yg ada dlm perusahaan. Bukan presiden direktur, bukan para manajer, dan juga bukan para karyawan sendiri. Melainkan seluruh elemen. Tidak terkecuali jajaran paling bawah dalam sebuah perusahaan. Diajak utk duduk bersama membicarakan nilai-nilai yang hendak dibangun. Misalnya Honesty, Integrity, Profit, People, Opportunity. Sudah! Apakah memang nilai-nilai disepakati bersama? Setelah semuanya sepakat dan berangkat dari lubuk hati yang paling dalam, ikhlas melaksanakannya… yaa… sudah… laksanakan. Itu yang dibahas dalam Bab I. Selebihnya, bla… bla… bla.... seperti mengulang-ulang bab I dengan bahasa yang bertele-tele. Kok jadi sewot gini ya.... Yaaa... iya.. laahh. Karena pembahasan problem yang mestinya bisa diselesaikan 1 alinea, berbunga menjadi satu buku.
Tapi paling tidak ada satu pelajaran positif yang bisa kita ambil... walaupun hanya satu. Dalam menentukan kebijakan perusahaan, khususnya kebijakan yang menuntut dilaksanakannya oleh seluruh elemen dalam perusahaan yang menyangkut motivasi kerja, gairah kerja, kekompakan dll, hendaknya diputuskan secara bersama dan tidak diputuskan sepihak oleh manajemen.
That’s It.
Memang betul! Awalnya menarik… menyuguhkan satu kisah mimpi Robb Reinhart seorang president direktur Central Plains Foods, sebuah perusahaan distribusi makanan besar di Midwestern Amerika serikat.
“Kamu Dipecat!!” dia bermimpi dipecat oleh direktur komisaris sehubungan dengan menurunnya kinerja para pegawainya dan tidak adanya peningkatan omzet tahun ini.
Lembar demi lembar buku terbaca. Alur yang disajikan tak ubahnya sebuah cerita pengalaman seorang CEO dalam menyelesaikan problem di kantornya. Tak banyak yang dibahas, hanya dalam bab I dijelaskan mengenai bagaimana sebuah nilai-nilai yang ada dalam perusahaan bisa dijalankan. Langsung juga dalam bab yang sama mengenai bagaimana agar nilai-nilai dalam perusahaan bisa dijalankan dg sepenuh hati oleh para karyawan? Jawabannya… seluruh elemen dalam struktur organisasi di perusahaan harus menciptakan sendiri nilai-nilai yg ada dlm perusahaan. Bukan presiden direktur, bukan para manajer, dan juga bukan para karyawan sendiri. Melainkan seluruh elemen. Tidak terkecuali jajaran paling bawah dalam sebuah perusahaan. Diajak utk duduk bersama membicarakan nilai-nilai yang hendak dibangun. Misalnya Honesty, Integrity, Profit, People, Opportunity. Sudah! Apakah memang nilai-nilai disepakati bersama? Setelah semuanya sepakat dan berangkat dari lubuk hati yang paling dalam, ikhlas melaksanakannya… yaa… sudah… laksanakan. Itu yang dibahas dalam Bab I. Selebihnya, bla… bla… bla.... seperti mengulang-ulang bab I dengan bahasa yang bertele-tele. Kok jadi sewot gini ya.... Yaaa... iya.. laahh. Karena pembahasan problem yang mestinya bisa diselesaikan 1 alinea, berbunga menjadi satu buku.
Tapi paling tidak ada satu pelajaran positif yang bisa kita ambil... walaupun hanya satu. Dalam menentukan kebijakan perusahaan, khususnya kebijakan yang menuntut dilaksanakannya oleh seluruh elemen dalam perusahaan yang menyangkut motivasi kerja, gairah kerja, kekompakan dll, hendaknya diputuskan secara bersama dan tidak diputuskan sepihak oleh manajemen.
That’s It.
Labels: komvis
3 Comments:
mang sering gitu ya om kadang kalau buku yang di terjemahkan kurang pas cara penyajiannya
beli dimana bukunya ?
ia... tapi byk jg loh yg kalo nerjemahinnya bagus... bacanya jg enak. oya... beli bukunya di toko buku he he he... ini buku lama kok dimana-mana dijual. thx dah mampir
Post a Comment
<< Home