Bersyukur
Anak yang baik dan lucu, segala kepolosan dan keluguan ada pada anak-anak. Mereka tidak biasa berbohong untuk mengekspresikan rasa syukur dia ketika dibelikan barang baru. Sebut saja ‘Nada’ seorang anak umur 6 tahun yang baru saja dibelikan ibunya sepatu obral di sebuah toko kelontong di sudut kampung. Dua pasang sepatu bagusnya yang dibeli di kota sudah lama rusak. Saat tidur sepatu barunya dibaringkan bersama dengan boneka kesayangannya.
Pertama yang bisa kita lihat, sepatu yang baru saja dibelikan untuknya tidak berharga mahal tetapi dia tidak peduli dengan harga karena belum tahu mahal murahnya sebuah barang. Yang dia tahu, sepatunya baru! Kalau menurut dia bagus, maka baguslah…. beda dengan orang dewasa yang kadang aspek harga, brand, gengsi, yang menentukan keputusan dibelinya sebuah barang. Sehingga sifat sombong, boros, dan egois lebih melekat pada orang dewasa.
Kedua, didalam sifat polos anak-anak ternyata terkandung rasa syukur yang tinggi kepada Allah, walaupun barangkali belum nampak dalam kata-kata. Contoh; ketika Anda diberi sebuah barang oleh sahabat Anda, misalnya sebuah buku. Ketika Anda tidak membacanya apakah bisa dikatakan bersyukur? Anak-anak kadang memang bisa menjadi teropong evaluasinya orang dewasa. Perbuatan baik buruknya belum tercatat oleh malaikat. Kalau kita ambil pelajaran lebih dalam lagi, rasa ‘syukur’ yang dialami orang dewasa semestinya berkembang menjadi kekuatan untuk melakukan seluruh potensi pemberian Allah ini dengan hal-hal yang maksimal. Yang kadang tiap hari menjadi pertanyaan banyak orang. Prestasi apa yang sudah Anda capai sekarang? Anda memiliki segalanya. Pemikiran dan bentuk fisik yang sempurna. Sehingga kita tersadar betapa potensi yang diberikan Allah begitu besar belum termanfaatkan secara maksimal.
Siapa yang tidak kenal Louis Amstrong seorang pembalap sepeda menjuarai 7 kali dan 6 kalinya didapat secara berturut-turut. Tour de france lomba balap sepeda paling ganas didunia dengan memakan waktu 26 hari setiap lombanya. Apa kelemahan yang dimiliki Louis? Dia pengidap kangker. Kekurangan apa lagi yang dimilikinya? Dia pengidap polio sejak lahir. Orang dengan kekurangan yang dia punya, semestinya memilih olahraga catur atau bridge atau main game aja dirumah tidak usah sering keluar rumah, percuma. Tetapi tidak untuk Louis!.
Helen Keller, seorang mahasiswi yang tuli, buta dan memiliki kesulitan wicara. Telah menulis beberapa buku dan telah menjadi pembicara di 49 negara. Trus... tidak usah jauh-jauh, Kuntowijo sastrawan jogja yang tetap produktif paska stroke untuk menulis buku walaupun hanya dengan dua jari telunjukknya.
Kita sudah sepantasnya malu…. malu…. dengan pemberian dari-Nya yang sempurna. Prestasi apa yang sudah kita buat. Dan masih banyak lagi yang bisa kita ambil ‘ibroh’ dari cerita diatas.
Wallahu A’lam…..
Pertama yang bisa kita lihat, sepatu yang baru saja dibelikan untuknya tidak berharga mahal tetapi dia tidak peduli dengan harga karena belum tahu mahal murahnya sebuah barang. Yang dia tahu, sepatunya baru! Kalau menurut dia bagus, maka baguslah…. beda dengan orang dewasa yang kadang aspek harga, brand, gengsi, yang menentukan keputusan dibelinya sebuah barang. Sehingga sifat sombong, boros, dan egois lebih melekat pada orang dewasa.
Kedua, didalam sifat polos anak-anak ternyata terkandung rasa syukur yang tinggi kepada Allah, walaupun barangkali belum nampak dalam kata-kata. Contoh; ketika Anda diberi sebuah barang oleh sahabat Anda, misalnya sebuah buku. Ketika Anda tidak membacanya apakah bisa dikatakan bersyukur? Anak-anak kadang memang bisa menjadi teropong evaluasinya orang dewasa. Perbuatan baik buruknya belum tercatat oleh malaikat. Kalau kita ambil pelajaran lebih dalam lagi, rasa ‘syukur’ yang dialami orang dewasa semestinya berkembang menjadi kekuatan untuk melakukan seluruh potensi pemberian Allah ini dengan hal-hal yang maksimal. Yang kadang tiap hari menjadi pertanyaan banyak orang. Prestasi apa yang sudah Anda capai sekarang? Anda memiliki segalanya. Pemikiran dan bentuk fisik yang sempurna. Sehingga kita tersadar betapa potensi yang diberikan Allah begitu besar belum termanfaatkan secara maksimal.
Siapa yang tidak kenal Louis Amstrong seorang pembalap sepeda menjuarai 7 kali dan 6 kalinya didapat secara berturut-turut. Tour de france lomba balap sepeda paling ganas didunia dengan memakan waktu 26 hari setiap lombanya. Apa kelemahan yang dimiliki Louis? Dia pengidap kangker. Kekurangan apa lagi yang dimilikinya? Dia pengidap polio sejak lahir. Orang dengan kekurangan yang dia punya, semestinya memilih olahraga catur atau bridge atau main game aja dirumah tidak usah sering keluar rumah, percuma. Tetapi tidak untuk Louis!.
Helen Keller, seorang mahasiswi yang tuli, buta dan memiliki kesulitan wicara. Telah menulis beberapa buku dan telah menjadi pembicara di 49 negara. Trus... tidak usah jauh-jauh, Kuntowijo sastrawan jogja yang tetap produktif paska stroke untuk menulis buku walaupun hanya dengan dua jari telunjukknya.
Kita sudah sepantasnya malu…. malu…. dengan pemberian dari-Nya yang sempurna. Prestasi apa yang sudah kita buat. Dan masih banyak lagi yang bisa kita ambil ‘ibroh’ dari cerita diatas.
Wallahu A’lam…..
Labels: motivation
0 Comments:
Post a Comment
<< Home