6 alasan do’a tidak dikabulkan
Ternyata tidak semua do’a bisa langsung dikabulkan Allah. Ada penghalang-penghalang yang mengakibatkan do’a tidak akan sampai (apalagi dikabulkan). Sangat masuk akal karena tidak mungkin kita memohon sesuatu tapi kontradiksi dengan hal yang kita lakukan sehari-hari.
Berikut enam poin tersebut:
Tidak hanya makanan minuman yang diharamkan Allah saja (khamr, hewan dll yg haram). Tetapi bagaimana kita mendapatkan makanan minuman dan pakaian itu. Apakah dengan cara-cara yang dihalalkan Allah atau tidak. Sekecil apapun.
Berdoa yang baik dilafadzkan dengan suara yang pelan dengan nada yang rendah, memohon dengan penuh cinta kepada-Nya. Selayaknya kita merayu, memohon agar doa kita dikabulkan. Selain itu maksud isti’jal juga tidak boleh terburu-buru untuk dikabulkan. Ini penting… memohon sesuatu mesti sabar.
Kewajiban yang diberlakukan Allah kepada hamba-Nya begitu banyak. Di Alqur’an yang biasanya disinggung di pengajian-pengajian adalah seputar sholat, zakat, haji, bersuci dan ibadah-ibadah mahdloh lainnya. Pada kenyataannya hal-hal tersebut menyita 15% saja dalam Al Qur’an. Memang… tidak ada yang salah dengan itu. Tetapi menjadi keliru ketika hal-hal yang diwajibkan lainnya seperti masalah politik, ekonomi, social, dan yang sejenisnya dimana menyita 85% yang ada dalam al Qur’an tidak pernah kita pelajari apalagi di laksanakan. Mempelajari diinul haq adalah fardlu ‘ain bagi setiap kaum muslimin. Berbeda dengan ilmu-ilmu umum yang tidak berkaitan dengan agama… adalah fardlu kifayah.
Do’a-doa untuk memohon agar kemaksiatan yang dilakukan lancar tentu saja tidak mungkin dikabulkan. Termasuk do’a untuk mencelakakan orang lain, atau agar hubungan silaturrahim putus.
Do’a yang tidak dipanjatkan dengan sungguh-sungguh atau sambil lalu, tidak akan dikabulkan Allah. Sebaliknya ketika do’a dipanjatkan dengan penuh kesungguhan maka insya Allah akan dikabulkan. Apalagi dilakukan pada sepertiga malam terakhir setelah qiamul lail sambil meneteskan air mata.
Dalam kehidupan sehari-hari kadang kita lalai untuk mengingat atauberibadah pada-Nya. Serta mengutamakan hawa nafsu ketika ada perintah-perintah dari-Nya disela-sela kesibukan kita. Lebih mendahulukan hawa nafsu daripada perintah dan larangan-Nya.
(diolah dari berbagai sumber)
Labels: fikrah
2 Comments:
aku dukung Pak..... :)
maksih dukungannya....
Post a Comment
<< Home