Sunday, February 18, 2007

Belajar dari suku bangsa China

Di Metro TV hari minggu kemaren, acaranya Safir Senduk membedah buku (saya agak lupa judulnya) kayaknya “Menjadi Kaya ala China” yang memuat nilai-nilai budaya dalam etos bisnis suku bangsa tionghoa. Menarik… dalam perbincangan singkat kurang lebih 30 menit itu mengungkap jurus-jurus maut ala China. Ada 6 jurus yang sempat tercatat dalam benak

Bukan karena kultur untuk jadi kaya tapi karena kerja keras. Bener ya… Tuhan memang adil… untuk menjadi kaya tidak harus menjadi suku bangsa tionghoa. Yang penting etos kerjanya… manteb. Walaupun rekor dunia orang terkaya, orang china belum pernah mendudui peringkat pertama… (kalau nggak salah)

Menyanjung untuk mempertahankan relasi. Siapapun pasti akan suka disanjung… kebanyakan siih… kecuali mereka yang zuhud… rata-rata justru tidak suka disanjung walaupun dihati kecilnya “suka”, tapi itu hanya sedikit dari milyaran orang yang ada didunia ini. Bahkan sebagian besar orang-orang sukses itu hidup dari sanjungan dan sering menyanjung orang lain. Sehingga relasi senang, networking pun bertambah.

Beli satu kasih dua. Maksudnya kalau ada customer yang beli barang dengan harga Rp. 10.000 maka berikanlah senilai Rp. 11.000 atau senilai Rp. 12.000, entah dengan cara bonus barang, service tertentu, diskon, dll

Mau makan bubur encer. Ini kata lain untuk “mampu hidup prihatin”. Mereka rela untuk makan seadanya termasuk bubur encer murah dan mengenyangkan. Kadang makannya rela tidak ditemani lauk demi menabung untuk modal usaha.

Baca Peluang. Setiap perumahan/ real estate biasanya diisi keluarga-keluarga yang membutuhkan kebutuhan sehari-hari. Mereka membaca peluang itu dengan membangun bisnis ruko sehingga sekarang ketika di situ sedang dibangun ruko, di depan perumahannya pasti ada mini market atau ruko yang bisa disewa. Sehingga warga perum tidak perlu berjalan jauh untuk mendapatkan kebutuhan2 nya. Ini contoh sederhana saja.

Manfaatkan Lingkaran Dalam. Mereka selalu menggunakan potensi keluarga terdekat, keluarga dan lingkungan di sukunya. Mengupayakan kesuksesan bersama dimulai dari lingkaran dalam. Saling mensuport bisnis, dengan daya dukung yang riil dalam membelanjakan uangnya.


Enam poin sederhana yang barangkali sering kita jumpai di buku-buku umum trik bisnis. Tapi memang terasa lebih renyah karena ternyata beberapa tips diatas adalah khas suku bangsa China yang terbukti banyak yang telah sukses dalam menempuh bisnisnya.
Rosulullah sendiri memberikan atribut istimewa untuk bangsa China dalam hubungannya dengan keilmuan. “Thalabul ‘ilmi walaubichiin”. Belajarlah walaupun sampai ke negeri China. Rosulullah tidak mungkin bersabda demikian kalau bangsa China tidak memiliki ilmu cukup untuk mempertahankan eksistensi hidupnya.
Wallahu a’lam bishowab.

Labels: