Saturday, April 21, 2007

Obrolan Ibu-Ibu tentang IPDN

Suatu sore di sebuah kampung di bilangan Jatinegara, sekelompok ibu-ibu berkerumun sedang belanja sayur sambil ngobrol seru, Nampak wajah mereka sangat serius. Asyik sekali.. pikir saya pasti sedang ngegosipin artis sinetron. Namun dilihat dari raut mukanya tampaknya mereka kesal sekali, diam-diam saya mendekat bukan maksud mau nguping tetapi penasaran aja dengan tema yang sedang dibicarakan.Ooh.. aku baru tau nampaknya mereka sedang ngobrolin tayangan berita sebuah stasiun TV tentang kasus penganiayaan di IPDN. Berikut sedikit petikan pembicaraan yang seru dan meledak-ledak daripara "pengamat berita" ini...." tuh kan apa gue bilang IPDN itu, Institut Penganiayaan DalamNegeri... !" masak anak orang dihabisin hanya gara-gara telat dating ke acara yang nggak jelas, dasar gak tau diri !". " Bukan nyak tapi IPDN itu, Institut Pembantaian Dalam Negeri..!" sahut ibu penjualsayur tak mau kalah. "Kalo nurut saya sih masih jadi pelajar aja kayak gitu ntar kalo udah jadi pejabat pasti jadi diktator, makanya IPDN itu, Institut Pengkaderan Diktator Negara..!" seru ibu yangsedari tadi bolak balikin sayur bayam. " Betul juga jeng Neni tapi saya paling gak suka sama kelakuan mereka yang suka maen keroyok kalo berani kenapa gak satu lawan satu tuh kayak di pilem koboymakanya dinamain aja IPDN, Institut Paling Demen Ngeroyok..!!" seru ibu gendut itu gemas sambil membanting labu siam diantara sayur yangmakin berserakan. "Iya betul tuh sekalian aja dinamain IPDN, Ikatan Praja Doyan Nonjok ...!" sambar bu RT sambil bersungut-sungut. "IPDN, Injak Pukul Dorong Nah ... mati..!! celetuk ibu bertubuh kerempeng itu sambil praktekkan gaya silatnya. "Inginnya Pendidikan Dapetnya Nisan nah itulah IPDN kasihan orang tua yang udah susah payah kirim anaknya kesana pulang-pulang bikin batu nisan... !!" tukas bu Neni makin kesal. " Yang kayak gini neh pasti kerjaan para pejabat yang gak punya tanggung jawab dan wawasan kebangsaan, mestinya kan mereka sebagai pengontrol dan pengawas tetapi kenapa korban udah berjatuhan kayak gini kok didiemiin ajadari dulu, kayaknya sih sengaja biar budaya pejabat junior harus takut dengan senior tetap hidup, kan ntar gampang diajak kongkalikong kali ya ? namanya juga IPDN, Ideologi Pejabat DurjanaNegara", sahut ibu setengah baya berkerudung itu. "Yah IPDN, Inilah Pendidikan Dalam Negeri kita.. pantas aja korupsi gak habis-habis wong mentalnya aja udah kayak mafia. Tiba-tiba nenek tua yang sedari tadi diam saja tergopoh-gopoh keluar dari kerumunan menuju kearah rumah bu RT, sambil iseng saya pun bertanya, "nek kalo menurut nenek IPDN itu apa ?". Nenek itu melotot kesal kearahku sambilberteriak, "Ingin Pipis Dulu Nak ...!!". Ups..! wajahku memerah sambil nyengir gue ngaciir....

(cuma posting dari milis sebelah n dari muslimblog... makasiiih)

Labels:

Thursday, April 12, 2007

Bersyukur

Anak yang baik dan lucu, segala kepolosan dan keluguan ada pada anak-anak. Mereka tidak biasa berbohong untuk mengekspresikan rasa syukur dia ketika dibelikan barang baru. Sebut saja ‘Nada’ seorang anak umur 6 tahun yang baru saja dibelikan ibunya sepatu obral di sebuah toko kelontong di sudut kampung. Dua pasang sepatu bagusnya yang dibeli di kota sudah lama rusak. Saat tidur sepatu barunya dibaringkan bersama dengan boneka kesayangannya.

Pertama yang bisa kita lihat, sepatu yang baru saja dibelikan untuknya tidak berharga mahal tetapi dia tidak peduli dengan harga karena belum tahu mahal murahnya sebuah barang. Yang dia tahu, sepatunya baru! Kalau menurut dia bagus, maka baguslah…. beda dengan orang dewasa yang kadang aspek harga, brand, gengsi, yang menentukan keputusan dibelinya sebuah barang. Sehingga sifat sombong, boros, dan egois lebih melekat pada orang dewasa.

Kedua, didalam sifat polos anak-anak ternyata terkandung rasa syukur yang tinggi kepada Allah, walaupun barangkali belum nampak dalam kata-kata. Contoh; ketika Anda diberi sebuah barang oleh sahabat Anda, misalnya sebuah buku. Ketika Anda tidak membacanya apakah bisa dikatakan bersyukur? Anak-anak kadang memang bisa menjadi teropong evaluasinya orang dewasa. Perbuatan baik buruknya belum tercatat oleh malaikat. Kalau kita ambil pelajaran lebih dalam lagi, rasa ‘syukur’ yang dialami orang dewasa semestinya berkembang menjadi kekuatan untuk melakukan seluruh potensi pemberian Allah ini dengan hal-hal yang maksimal. Yang kadang tiap hari menjadi pertanyaan banyak orang. Prestasi apa yang sudah Anda capai sekarang? Anda memiliki segalanya. Pemikiran dan bentuk fisik yang sempurna. Sehingga kita tersadar betapa potensi yang diberikan Allah begitu besar belum termanfaatkan secara maksimal.


Siapa yang tidak kenal Louis Amstrong seorang pembalap sepeda menjuarai 7 kali dan 6 kalinya didapat secara berturut-turut. Tour de france lomba balap sepeda paling ganas didunia dengan memakan waktu 26 hari setiap lombanya. Apa kelemahan yang dimiliki Louis? Dia pengidap kangker. Kekurangan apa lagi yang dimilikinya? Dia pengidap polio sejak lahir. Orang dengan kekurangan yang dia punya, semestinya memilih olahraga catur atau bridge atau main game aja dirumah tidak usah sering keluar rumah, percuma. Tetapi tidak untuk Louis!.

Helen Keller, seorang mahasiswi yang tuli, buta dan memiliki kesulitan wicara. Telah menulis beberapa buku dan telah menjadi pembicara di 49 negara. Trus... tidak usah jauh-jauh, Kuntowijo sastrawan jogja yang tetap produktif paska stroke untuk menulis buku walaupun hanya dengan dua jari telunjukknya.
Kita sudah sepantasnya malu…. malu…. dengan pemberian dari-Nya yang sempurna. Prestasi apa yang sudah kita buat. Dan masih banyak lagi yang bisa kita ambil ‘ibroh’ dari cerita diatas.
Wallahu A’lam…..

Labels:

Friday, April 06, 2007

Sifat Kepiting

Mungkin banyak yang tahu wujud kepiting, tapi tidak banyak yang tahu sifatkepiting. Semoga kita tidak memiliki sifat kepiting yang dengki.

Di Filipina, masyarakat pedesaan gemar sekali menangkap dan memakankepiting sawah.
Kepiting itu ukurannya kecil namun rasanya cukup lezat. Kepiting-kepiting itu dengan mudah ditangkap di malam hari, lalu dimasukkan ke dalam baskom/wadah, tanpa diikat.
Keesokkan harinya, kepiting-kepiting ini akan direbus dan lalu disantap untuk lauk selama beberapa hari. Yang paling menarik dari kebiasaan ini, kepiting-kepiting itu akan selalu berusaha untuk keluar dari baskom,sekuat tenaga mereka, dengan menggunakan capit-capitnya yang kuat. Namun seorang penangkap kepiting yang handal selalu tenang meskipun hasilburuannya selalu berusaha meloloskan diri.Resepnya hanya satu, yaitu si pemburu tahu betul sifat si kepiting. Bila ada seekor kepiting yang hampir meloloskan diri keluar dari baskom,teman-temannya pasti akan menariknya lagi kembali ke dasar. Jika ada lagi yang naik dengan cepat ke mulut baskom, lagi-lagi temannyaakan menariknya turun… dan begitu seterusnya sampai akhirnya tidak ada yang berhasil keluar.
Keesokan harinya sang pemburu tinggal merebus mereka semua dan matilah sekawanan kepiting yang dengki itu.
Begitu pula dalam kehidupan ini… tanpa sadar kita juga terkadang menjadi seperti kepiting-kepiting itu.
Yang seharusnya bergembira jika teman atau saudara kita mengalami kesuksesan kita malahan mencurigai, jangan-jangan kesuksesan itu diraih dengan jalan yang nggak bener. Apalagi di dalam bisnis atau hal lain yang mengandung unsur kompetisi,sifat iri, dengki, atau munafik akan semakin nyata dan kalau tidak segerakita sadari tanpa sadar kita sudah membunuh diri kita sendiri.


Kesuksesan akan datang kalau kita bisa menyadari bahwa di dalam bisnis ataupersaingan yang penting bukan siapa yang menang, namun terlebih pentingdari itu seberapa jauh kita bisa mengembangkan diri kita seutuhnya. Jika kita berkembang, kita mungkin bisa menang atau bisa juga kalah dalam suatu persaingan, namun yang pasti kita menang dalam kehidupan ini.

Pertanda seseorang adalah ‘kepiting’:
1. Selalu mengingat kesalahan pihak luar (bisa orang lain atau situasi)yang sudah lampau dan menjadikannya suatu prinsip/pedoman dalambertindak
2. Banyak mengkritik tapi tidak ada perubahan
3. Hobi membicarakan kelemahan orang lain tapi tidak mengetahui kelemahandirinya sendiri sehingga ia hanya sibuk menarik kepiting-kepiting yangakan keluar dari baskom dan melupakan usaha pelolosan dirinya sendiri.

...Seharusnya kepiting-kepiting itu tolong-menolong keluar dari baskom,namun yah… dibutuhkan jiwa yang besar untuk melakukannya…
Coba renungkan berapa waktu yang kita pakai untuk memikirkan cara-cara menjadi pemenang. Dalam kehidupan sosial, bisnis, sekolah, atau agama. Dan gantilah waktu itu untuk memikirkan cara-cara pengembangan diri kita menjadi pribadi yang sehat dan sukses. Betapa pun banyaknya kucing berkelahi, selalu saja banyak anak kucing lahir.

(Abraham Lincoln)

Labels: ,

Tuesday, April 03, 2007

Bicara Katrok....

Kenapa ya… iklan yang seperti mimpi… di awan… dia tidak down to earth “ora ngambah lemah” biasanya produk yang ditawarkan nggak laku…

Tapi… iklan yang “katrok” (kampungan), dikiranya bagus tapi norak… semuanya pengen masuk kayak cendol… desak-desakan… tapi produknya kadang laku keras… (ada hubungannya dengan pola pikir?)

Tapi kenapa ya… iklan yang bagus… feelnya kena… komunikasinya yahuud… eksekusinnya kerenh… sangat bantu ngangkat brand image… jarang banget dijumpai….

Bersambung….

Labels: ,