Thursday, February 22, 2007

Product Campaign ADVY 2007

Pada suatu kesempatan saya kirim email berisikan attach poster campaign ADVY (Akademi Desain Visi Yogyakarta) kepada beberapa alumnus yang sudah bekerja dan memiliki posisi penting disebuah advertising agency di Jakarta dan kota-kota lain. Komentarnya sangat beragam dan membuat bahagia creative team di advy yang notabene seluruh pengerjaan desainnya oleh mahasiswa. Berikut petikannya...

Komentar si X dari Jogja.
“Wah posternya tahun ini keren pak…”
“Keren apanya…? Di bagian mana?”
“Yaaa…. keren aja….”
Itu komentar si Art Director alumnus ADVY yg sekarang kerja di Jogja. Jawabannya terlalu singkat dan memunculkan banyak persepsi dan yang jelas, jawabannya tidak konseptual. Cenderung emosional... terlihat seneng banget... posternya ADVY sekarang lebih kerenh....

Komentar si Y dari Jakarta.
“Kalau menurut saya, melihat dari Target Audiencenya, kalo emang TA-nya adalah anak2 SMU, poster ini cukup menarik, apalagi bagi mereka yang melihat desain komunikasi visual sebagai sebuah jurusan yang asyik, poster ini cukup punya potensi untuk membuat mereka tertarik. kalo meleihat dari segi iklan, dalam membuat karya, jangan berhenti pada titik 'menarik' tersebut, kita kudu lebih membuat orang sampai memilih produk/jasa kita dan kemudian bersikap loyal kepada Brand kita ( produk/jasa tsb ). Back to the poster, Saya melihat kesamaan pada karya poster promo ADVY tersebut dengan gaya grafis yang saat ini sedang menjadi trend, juga kesamaan dengan beberapa kampus seni/desain yang ada. Saya jadi sedikit bingung, ADVY memposisikan 'diri' sebagai apa diantara kampus2 seni/desain yg sudah ada. Kalau dengan Visual yang seperti itu, jelas ADVY bukanlah trendsetter yang selama ini kita kenal sebagai kampus pertama untuk pendidikan desain D3. Banyak yang akan bertanya, kalau begini nih, di kampus itu juga bisa..dlsb. Apalagi saat ini di jogja juga udah ada ********** kalau tidak salah. Nah, menurut saya penting untuk memposisikan ADVY sebagai pencetus ide ketimbang skills, yang membuat orang tidak akan bertanya 'apa sih yg gue dapetin, kalo kuliah di ADVY. Kalo apa aja bisa, di kampus ********** (misalnya) juga bisa, malah lengkap dari desain, multimedia, iklan hingga animasi'. tapi bisa membuat orang berkata, "nah, kampus ini nih yang gua cari"..kenyataannya, kalau kita memiliki skills yang lengkap, kita hanya sekedar menjadi graphic designer ( not adecision maker ), alangkah bagusnya kalo ADVY bisa melahirkan bahkan menjamin lulusannya sebagai orang2 yang berdiri di balik ide2 besar atau bahkan seorang konseptor ( seperti peran saya sekarang di **** ), artinya ADVY mampu melampaui dari jenjang pendidikan yang dimiliki, walau D3 tapi mampu melahirkan lulusan yang setara dengan S1. Coba bandingkan dari segi taglinenya aja, kalo misalnyasaya mengusulkan memakai kata " SKILLS IS NOT ENOUGH HERE" atau "MORE THAN SKILLS", menurut saya, lebihbisa mendirect konsumen/audience ke arah yang mereka butuhkan, karena memang berdasarkan kenyataan, kita butuh lebih dari sekedar skill mengoperasikan komputer grafis untuk bisa bersaing di luar sana. Apalagi diluar sana, banyak pendidikan desain, yang mengembar-gemborkan skill komputer, seperti misalnya 6 bulan kursus graphicdesign atau 1 tahun multimedia, ini kan sebenarnya kompetitor yang mesti diwaspadai, oleh karena itu, promo ADVY harus bisa meyakinkan calon konsumen/audience bahwasan kuliah di jurusan Desain Komunikasi Visual, bukan hanya tuntutan skill yang didapat tapi lebih dari itu. Karena bagi saya, OPO WAE ISO kedengarannya lebih dekat ke arah skills. Seperti bisa photoshop, bisa corel, bisa photo, dll. Well, that's just an opinion for ADVY,biar gimanapun saya kan alumni ADVY jadi setidaknya punya sedikit harapan, kalau besok2 ADVY bisa lebih berkembang dari sekarang. Hehehe”

jawab saya,
“aku setuju ama kamu ***.... opo wae iso itu juga berarti iso "ngonsep"... maksudnya. Dalam ranah perkuliahan, di advy semuanya dikasih (maksudnya opo wae iso) segala lini ilmu per diskoman, tidak hanya skills... karena pengambilan icon karakter prajurit "nyutro" (prajuritnya kraton wilayahnya tamsis-- gedung barunya advy) dengan pertimbangan konseptual yang luas... memiliki senjata lengkap... melindungi dan mempertahankan eksistensi diri... baik dengan bekerja scr tim maupun individu. juga mengangkat sisi2 budaya bangsa. Yang sangat khas... dan tidak dimiliki kampus-kampus lain. Dengan melihat kompetitor (seperti ***, *****, ***) kayaknya campaign ini kalo diterjemahkan n dijelaskan dengan baik... akan menghasilkan penerimaan yg baik pula.
di booklet akan terasa nilai2 konseptualnya jek... beda sama kampus laen... tunggu aja lounchingnya....aku butuh bantuan kamu utk bisa njelasin ini... ke temen2 alumni... gimana caranya agar mereka mau bahu membahu bantu naikkan image positif advy di ranah deskomvis Indonesia.”
“OK Pak setuju …. sory… sy ngga tahu… saya pikir tokohnya just robot biasa nggak ada artinya… ternyata prajurit Nyutro… he he he”
Itu komentar alumnus ADVY yang sekarang kerja dan menjabat sebagai Art Director di perusahaan multinasional. Baru dua orang yang serius komentar... ada yang laen?.... boleh komentar panjaaaang or pendek. Ayo!! ditunggu emailnya.

Labels: ,

Sunday, February 18, 2007

Belajar dari suku bangsa China

Di Metro TV hari minggu kemaren, acaranya Safir Senduk membedah buku (saya agak lupa judulnya) kayaknya “Menjadi Kaya ala China” yang memuat nilai-nilai budaya dalam etos bisnis suku bangsa tionghoa. Menarik… dalam perbincangan singkat kurang lebih 30 menit itu mengungkap jurus-jurus maut ala China. Ada 6 jurus yang sempat tercatat dalam benak

Bukan karena kultur untuk jadi kaya tapi karena kerja keras. Bener ya… Tuhan memang adil… untuk menjadi kaya tidak harus menjadi suku bangsa tionghoa. Yang penting etos kerjanya… manteb. Walaupun rekor dunia orang terkaya, orang china belum pernah mendudui peringkat pertama… (kalau nggak salah)

Menyanjung untuk mempertahankan relasi. Siapapun pasti akan suka disanjung… kebanyakan siih… kecuali mereka yang zuhud… rata-rata justru tidak suka disanjung walaupun dihati kecilnya “suka”, tapi itu hanya sedikit dari milyaran orang yang ada didunia ini. Bahkan sebagian besar orang-orang sukses itu hidup dari sanjungan dan sering menyanjung orang lain. Sehingga relasi senang, networking pun bertambah.

Beli satu kasih dua. Maksudnya kalau ada customer yang beli barang dengan harga Rp. 10.000 maka berikanlah senilai Rp. 11.000 atau senilai Rp. 12.000, entah dengan cara bonus barang, service tertentu, diskon, dll

Mau makan bubur encer. Ini kata lain untuk “mampu hidup prihatin”. Mereka rela untuk makan seadanya termasuk bubur encer murah dan mengenyangkan. Kadang makannya rela tidak ditemani lauk demi menabung untuk modal usaha.

Baca Peluang. Setiap perumahan/ real estate biasanya diisi keluarga-keluarga yang membutuhkan kebutuhan sehari-hari. Mereka membaca peluang itu dengan membangun bisnis ruko sehingga sekarang ketika di situ sedang dibangun ruko, di depan perumahannya pasti ada mini market atau ruko yang bisa disewa. Sehingga warga perum tidak perlu berjalan jauh untuk mendapatkan kebutuhan2 nya. Ini contoh sederhana saja.

Manfaatkan Lingkaran Dalam. Mereka selalu menggunakan potensi keluarga terdekat, keluarga dan lingkungan di sukunya. Mengupayakan kesuksesan bersama dimulai dari lingkaran dalam. Saling mensuport bisnis, dengan daya dukung yang riil dalam membelanjakan uangnya.


Enam poin sederhana yang barangkali sering kita jumpai di buku-buku umum trik bisnis. Tapi memang terasa lebih renyah karena ternyata beberapa tips diatas adalah khas suku bangsa China yang terbukti banyak yang telah sukses dalam menempuh bisnisnya.
Rosulullah sendiri memberikan atribut istimewa untuk bangsa China dalam hubungannya dengan keilmuan. “Thalabul ‘ilmi walaubichiin”. Belajarlah walaupun sampai ke negeri China. Rosulullah tidak mungkin bersabda demikian kalau bangsa China tidak memiliki ilmu cukup untuk mempertahankan eksistensi hidupnya.
Wallahu a’lam bishowab.

Labels:

Thursday, February 15, 2007

Good Luck mas Ind…

Sepuluh tahun bukan waktu yang sebentar. Untuk ukuran perusahaan Adv, tentu banyak hal yang sudah dilakukan. Demikian juga dengan mas Indarto (Account Director) yang telah lalui sepuluh tahun bersama tim. Banyak hal yang sudah diberikan untuk tim, perusahaan, dan tentu saja tidak mungkin syafa’at bisa seperti sekarang tanpa kontibusi positif mas Indarto selama ini. Suka duka telah kita lalui bersama...

Sejak lulus dan dapet gelar MM, saya sudah duga pasti mas Ind punya gerak lebih untuk menata masa depan. Dan mas Ind masih menahan itu sampai estafet itu sempurna. Terima kasih mas Ind… atas karakter ‘istiqomah’nya selama ini. Saya banyak belajar dari Anda.

Dimanapun, kapanpun selama masih mendaki walaupun di gunung tertinggi… saya akan selalu mendukung. Be the best muslim entrepreneur yah… kita lihat tahun 2015 nanti … siapa yang duluan raih… good Luck…

Labels:

Sunday, February 11, 2007

Sopir Taxi yang kerenh….

Sepulang presentasi tour dari Jakarta, tepatnya sabtu sore kemaren dari bandara adisucipto pulangnya naik taxi. Kita bertiga terlibat obrolan kerenh… dengan drivernya.

“Jumat kemaren kabarnya ada gempa Pak, di Jogja” tanya Cahyo (AE) sok akrab.
“Ooo… ya mas… gede gempanya… 3,2 SR… tapi nggak papa mas, soalnya ada yg lebih menggetarkan…”
Kita bertiga mlongo... “apa pak?”
“Ucapannya Yusuf Kalla yang njanjiin 30 juta, itu lebih menggetarkan dan bikin gempa baru di Jogja... ya khan?” jawabnya.
“Ha ha ha ha....” ketawa kita bertiga menggetarkan taxi.
“Tapi salahnya rakyat juga loh pilih presidennya yang sekarang. Kenapa milihnya SBY JK. Khan di kampanye begitu. Bersama kita bisa, pilih SBY JK. SBY itu khan Susah Bensin Yaaa... jalan kaki... bener khan? Menurut saya nggak salah itu... Susilo Bambang Yudhoyono... yang salah rakyatnya bukan SBY. Dan mereka berdua berhasil khan? Bikin perubahan... yaang tadinya bensin 2.500 sekarang sudah 4.500... nanti khan targetnya naik jadi 6.900...kita tunggu saja” The taxi driver say
“Ha ha ha ha .......”
“Ada lagi mas... menurut saya presiden yang sekarang itu juga bener... bener banget... lha wong janjinya dulu kan... mari entaskan kemiskinan. Itu betul ... karena kurang lebih 20 juta orang sekarang hidup dibawah garis kemiskinan... berarti kan berhasil to mengentaskan kemiskinan... dientaskan trus ditaruh dibawahnya miskin.... ha ha ha....”

Ini driver taxi citra... taxi-nya bandara... melihat negerinya seperti olok2kan. Tapi kadang bener juga ya... biar nggak stress mikirin pemerintah yang kebijakan2nya sulit untuk dikatakan kalau masih membela kepentingan rakyat...

Labels:

Monday, February 05, 2007

Indonesia sudah terlalu banyak dosa

Sudah tak terhitung banyaknya bencana & kejadian yang bertubi-tubi melanda bangsa ini. Mulai dari tsunami di Aceh, gempa Nias, gempa Jogja Jateng, tsunami Pangandaran, Flu Burung, meletusnya merapi, tanah longsor dimana-mana, kasus pembantaian ‘teroris’ di Poso, malnutrisi, pengangguran yg sudah diatas 40 juta orang, pembunuhan, perampokan, aborsi yang dari hari kehari tidak menunjukkan penurunannya. Dan masih banyak lagi bencana di negeri tercinta ini. Terakhir bahwa 40% Jakarta telah terendam banjir dan akan meningkat prosentasenya ketika Bogor dan kawasan Puncak tidak berhenti hujan.

Allah telah mengatakannya dalam kitab suci. Ada kata fasad atau kerusakan. Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan Karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).
[TQS Ar Ruum : 41].
Didalam penjelasan para ulama bahwa kata fasad terbagi menjadi dua, fasad (kerusakan) dalam arti bencana alam yang sifatnya alamiah. Gunung meletus, gempa bumi, tsunami, angin topan dll. Untuk itu kita wajib untuk pasrah kepada-Nya. Hanya kesabaranlah yang nantinya akan membuat kita ’naik kelas’. Kemudian arti fasad yang kedua, kerusakan yang diakibatkan oleh perbuatan manusia sehingga Allah memberikan contoh berupa bukti-bukti riil dalam kehidupan sehari-hari.

Banyaknya aborsi mungkin karena aturan di negeri ini yang memang membebaskan setiap orang untuk bergaul bebas tanpa batas serta membiarkan individu tidak beriman yang semakin banyak. Rangsangan dari berbagai media cetak maupun elektronik yang selalu memberikan inspirasi liberalisasi tingkah laku maupun pemikiran kepada generasi muda.

Flu burung di Indonesia... sekarang ada diurutan ke 2 dunia dari banyaknya jumlah korban tewas. Ada skenario buruk konspirasi negara-negara barat, membuat kerjasama 'kongkalingkong' dengan pemerintah negara-negara berkembang agar bisa mengimport paha ayam, jeroan ayam/sapi, dengan harga sangat murah yang kemungkinan terjangkit penyakit.

Pembantaian kepada DPO teroris kasus Poso. Yang terbantai sudah tidak terhitung lagi jumlahnya. Rakyat Poso melalui hari-harinya dengan penuh ketakutan. Suasana mencekam menghantui setiap saat. Bisa jadi peluru nyasar ada dimana-mana. Apakah ini skenario Amerika untuk membumikan undang-undang anti terorime pasca runtuhnya WTC 911 yang memang bisa dikatakan berhasil?

Malnutrisi dimana-mana. Bahkan di Jakarta di ibukota yang notabene kediaman para petinggi negeri ini. Masih juga kesejahteraan tidak merata. Dengan begitu, anggota dewan juga getol mensejaterakan diri. Ada cerita menarik dari seorang sahabat ketika bertemu dengan anggota parlemen negara-negara tetangga. Mereka mengatakan bahwa anggota dewan di Indonesia sangatlah ‘eksentrik’ karena mengangap gaji itu sebagai ‘prasmanan’, silahkan mau ambil sendiri-sendiri berapa gaji yang diinginkan. Proyek-proyek besar maupun kecil, dana bisnis maupun hibah untuk korban bencana, semuanya dianggap ada upeti yang harus dikeluarkan dengan dalih biaya administrasi dan operasional. Kalau para pemimpin negeri ini lebih mementingkan perut-perut mereka dibanding perut rakyat mereka... apalah jadinya.

Di televisi kemaren ketika terjadi banjir ada salah satu keluarga anggota DPR pusat juga terkena banjir. Dirumahnya yang berlantai tiga dan tinggi rumah ketika dibangun saja sudah ditinggikan 1,5 m tetap terendaam banjir setinggi 2,5 m, namun keluarga mereka selamat karena bisa tinggal di lantai 2 maupun tiga. Jelas? Karena dia punya cukup untuk membangun rumah lantai tiga. Tapi tetangganya? Kalau dikatakan aman... lucu... boro-boro untuk membangun rumah tingkat tiga. Untuk kontrak rumah setahun saja sulit. Ironis... belum lagi apa yang diperbuat orang-orang kaya di Bogor, kawasan Puncak, dan sekitarnya... mereka dengan mudahnya mendapatkan ijin membangun villa, hotel, untuk memperkaya diri atau rumah mewah pribadi yang hanya ditinggali sesekali kalau pas weekend. Juga menjamurnya realestate di Jakarta dan mulai merambah di Jakarta pinggiran karena kehabisan lahan, membuat resapan tanah semakin lama habis. Wajar kalau sekarang Jakarta ‘habis’ di musim hujan. Ini bukan nada marah... karena batal berangkat presentasi ke Jakarta lho....

Semoga mereka yang belum sadar segera tersadar, dan semoga mereka yang sebelumnya telah sadar segera mengajak orang lain untuk sadar dan kembali ke jalan yang benar.
Maaf kalau tulisannya subyektif banget. Wallahu A’lam Bishowab.

Labels:

Lounching web & new logo

'Wax', a flexible amusement object that being used to increase the sensitivity of the right part of human brain; the creator will shape the idea through any media in his hand.

Extensive creativity just likes ocean and blue sky; it will appear evidently through evidences that being created. The new logo of Syafa'at is a reflection of the twisted red thread of a solid teamwork of the creator, developed imagination, and brilliant product which flowed; produced added value for the survival of the company and his partner.

Labels: