Wednesday, February 27, 2008

"dunia... bukan tempatnya untuk menyempurnakan nikmat"

Labels:

Monday, February 18, 2008

Buku Wajib Bagi yang Ingin Sukses

Telah terbit buku Jamil Azzaini yang kedua, setelah sukses buku yang pertama “Kubik Leadership” yang sudah enam kali cetak dan masuk dalam deretan buku best seller Indonesia. Bersama Farid Poniman dan Indra Nugroho buku Kubik Leadership telah menginspirasi ribuan orang Indonesia. Di bukunya yang kedua walaupun ditulisnya sendiri, insya Allah saya yakin mas Jamil juga bisa mendapatkan hasil serupa. Kisah-kisah yang sering disampaikan didalam banyak training-trainingnya sangat menyentuh dan menjadi pelajaran kita semua. Bagi yang pernah mendapatkan trainingnya secara langsung, buku ini mengingatkan memori kita tentang pelajaran hidup yang pernah dipelajari dalam pelatihan. Untuk mereka yang belum pernah mendapatkan pelatihannya mas Jamil, buku ini sangat penting untuk mempelajari hakekat hidup manusia, mengokohkan semangat juang, memotivasi hidup, dan peduli terhadap sesama.


Walau desain covernya nggak jadi pake yang saya usulkan, saya tetep menyarankan untuk beli. Buku ini bagus!!. ..... Nggak akan rugi!!

Labels: , ,

Sunday, February 17, 2008

Berani memulai… adalah awal kesuksesan




Di
seabreg buku-buku motivasi yang sering menjadi poin ampuh pertama kali dalam melangkah di dunia yang baru, bisnis baru, pengalaman baru dll adalah “Berani memulai”. Seolah gampang diucapkan tetapi tidak ringan untuk dikerjakan. Kegamangan biasanya akan muncul ketika sebelum memulai bayangan terhadap kegagalan, kendala maupun rintangan seringkali menyiutkan nyali kita untuk memulainya.

Lihat saja contoh kecil… anak saya yang duduk di bangku kelas 2 SD terlihat bersemangat pengen nyoba “flying fox” ketika ada acara kumpul tahunan wali siswa di x-urang (baca:kaliurang--red) dan yang ngadakan sekolahnya. Sambil menunggu gilirannya… saya nanya… “Nak… gimana perasaanmu….”
“Deg-degan bi… kayaknya gimanaa gituu…” jawabnya.

Tampak diraut wajah anak saya… sedikit pucat… sepertinya ragu-ragu…. Tapi tetep saya berusaha terus memompa semangatnya “Tenang aja sayang…. Kamu pasti bisa! Ntar kalo kamu batalin, nyesel lho…. kan flying fox nggak ada tiap hari….”

“Pokoknya berdoa ajaa…. Bismillah…. Manteb… yang penting kan segalanya udah aman… talinya… pengaitnya… helmnya…. semuanya dah kenceng kok. Udah bunyi klik…..”

Akhirnya tiba gilirannya… anak saya mencoba memantapkan diri… naik tangga… dan petugas membantunya… diam agak lama… seperti ragu2 gitu… teman-temannya bersorak sorai kasih semangat… akhirnya hap…. Terjadilah…..

Paling tidak ada beberapa sebab kita gamang untuk memulai sesuatu yang baru:
1. Kita tidak memiliki maklumat tentang apa yang akan kita kerjakan (alias “ilmu)
2. Ada factor penghambat yang selalu mengganggu yaitu “kekhawatiran” padahal menurut penelitian… 95% kekahawatiran itu tidak akan terjadi
3. Ketidaksiapan strategi, perangkat, alat/tools, dan segala hal yang berhubungan dengan apa yang akan kita lakukan
4. Sejauh mana dukungan do’a dari keluarga dan lingkungan

Semoga kita termasuk orang-orang yang mantab dalam memulai sesuatu yang baru… dan tentu saja dengan diiringi dengan persiapan yang matang.

Labels: ,

Friday, February 15, 2008

No Line Advertising

Beberapa minggu yang lalu acara dosen tamu Deskomvis ADVY yang kali ini diisi oleh Alumnus ADVY, Roy Umboh (Art Director CCHQ) dan Budi Utama (Designer Lowe Design) tampak lebih meriah dari biasanya. Barangkali karena dosen tamunya masih muda dan yang jelas mereka jebolan ADVY so… adik-adik kelas yang kebetulan jadi peserta trus tambah pede dan sueneng…. Karena kakak kelasnya ada yang survive di Jakarta dan karya-karyanya diperhitungkan (....).

Saya belum sempat catat dan menyiman file powerpoinnya kecuali punyaknya Roy. Tapi banyak dari apa yang disampaikan Budi Utama melekat kuat di benak saya. Maaf kalo ternyata disana sini ada yang nglupas trus jatuh… hehehehe.

Perkembangan dunia periklanan dewasa ini semakin lama semakin meninggalkan pakemnya. Tuntutan kecepatan dan kejelian marketing serta penempatan media yang jitu menjadi tuntutan dan seolah menjadikan "inovasi" sebagai penentu berhasil atau tidaknya sebuah pemasaran. Saya ingat sewaktu ngobrol dengan seorang CEO lembaga zakat terbesar di Indonesia mengatakan: “Yang namanya marketing sekarang ini harus punya daya gebrak dan selalu inovatif, kalau nggak gitu… nggak usah melakukan aktifitas marketing”. Segala lini dalam periklanan seolah carut marut dengan ide yang dikembangkan sehingga pasar semakin kompleks dengan brand-brand (baik baru maupun lama) yang sangat menyita energy dan pikiran. Kedepan akan nampak… mana brand yang konsisten dengan kreatifitas marketingnya… mana yang tidak, brand mana yang mencolok dan menyita perhatian … mana yang membosankan. Pasar akan melihat dengan sendirinya… dan semacam hukum alam yang nantinya akan mengujinya. Seperti kita tahu, kehandalan jasa, kualitas produk sudah tidak lagi hal yang mudah untuk dijual karena semua brand juga menawarkan hal yang sama... betul apa yang dikatakan Hermawan Kertajaya; Positioning Differensiation and Brand menjadi tika kata yag mesti dikuliti sedetil mungkin sebagai pembeda.

Melihat kondisi diatas, Frank Jeffkins yang sebelumnya telah mengelompokkan media berdasarkan atas ciri-ciri fisik serta fungsinya lambat laun akan sirna. Above the Line dan Bellow the Line (ATL/BTL) yang tadinya digunakan Frank untuk melakukan pemetaan media dan memudahkan P&G (Procter & Gamble) untuk berpromosi sejak ditemukannya cara itu (1968). Namun sekarang ATL/BTL sudah tidak lagi Media Lini atas (yang membayar media, dengan jangkauan luas) dan Media Lini Bawah (yang lebih personal, dengan jangkauan terbatas) tapi lebih pada ATL (thematic) dan BTL (tactical). ATL bukan lagi khusus berbicara strategy di TVC, radio, billboard, baliho. BTL tidak lagi hanya berbicara media poster, direct mail, brosur, dan sejenisnya. Tapi lebih dari itu semua ATL dan BTL sebagai sebuah strategy baru dalam pendekatan brand marketing yang terintegrasi yang mendobrak pasar dengan pendekatan thematic, yaitu menjadikan sebuah brand “market leader” dengan pendekatan long therm advertising atau bersifat jangka panjang dan bertujuan meningkatkan brand image dengan hitungan waktu tertentu. Sedang media yang digunakan… TVC, radio, billboard tidak menutup kemungkinan menggunakan juga brosur, direct mail dan sejenisnya. Dalam melihat media suda tidak lagi melihat apakah ATL atau BTL… semua bisa dipakai termasuk dengan penggunaan internet marketing, unconventional media atau ambient media. Bahasa verbal maupun visual yang digunakan lebih bersifat umum dan tidak terlalu mengarah pada penjualan yang menuntut “call to action” secara langsung.

Sedangkan tactical diartikan sebagai strategy mendobrak pasar dengan aksi-aksi yang lebih cenderung melibatkan target audience atau dengan bahasa yang lebih sering dipakai adalah melakukan “brand activation” dan inilah trough the line advertising (TTL). Seorang temen pernah bilang…”Kalo loe dah bikin brand yang kamu iklanin bisa jadi top of mind… contohnya A Mild… target paham iklannya … seneng… tapi ketika dia pergi ke toko or warung yang dibeli LA Light… gubrak kan? Makanya A Mild bikin Soundrenaline… A Mild Live… A Mild billyard dan lain-lain agar target merasa terlibat dengan aktivitas yang tentu saja mereka sukai dan harapannya ada call to action terhadap brand tersebut”. Sementara… penggunaan medianya tetap sebebas thematic… bisa menggunakan TV, radio, poster, brosur, billboard, ambient, pameran, event, dll. Secara aktifitas lebih melibatkan, dan target merasa happy dengan inovasi iklannya… tidak merasa dipaksa dan secara sukarela terlibat… contoh aktifitas Sprite beberapa waktu lalu yang digawangi Lowe Design Indonesia. Mulai dari menyewa Ahmad Dani untuk menggubah lagu… dan nge hits ternyata… judulnya “Bebaskan” yang dia nyanyikan dengan Chyntia Sari serta beberapa lagu yang dikemas menjadi satu album. Trus videoclipnya yang di placement atas nama videoclip… bukan TVC… selama tiga menit… hebat. Tidak berhenti sampai disitu… mereka bikin event nyanyi lagu popdut atau pop ndangdut berupa audisi dan bla bla bla… seperti audisi music lainnya tapi dikemas dengan lebih cantik. Ada roadshownya… ada siaran live nya… bikin promo event nya dengan media yang sangat komplit dan terintegrasi.

Munculnya brand-brand baru di Indonesia memicu advertising agency untuk selalu putar otak mencari format-format baru dalam beriklan. Masing-masing menginginkan agar brand nya menjadi market leader… semua punya keinginan agar brandnya bisa menjadi top of mind. Tapi…

“Top of mind tidak ada artinya apabila tidak ada call to action yang bisa menghantarkan sebuah brand menjadi market leader, market leader tidak ada artinya apabila tidak ada kontiyuitas, dan semuanya tidak ada artinya apabila sebuah brand tidak memiliki image yang bagus dibenak konsumen”

Labels: , ,

Friday, February 08, 2008

Silaturrahim itu sampai ke Cak Nun




Entah apa yang membawa saya menjadi mantap berangkat ketika teman-teman menjemput malam itu. Padahal fisik ini sedang tidak bisa diajak kompromi. Seluruh persendian terasa seperti sedikit ngilu. Badan terasa demam walau tidak disertai panas tinggi. Kecapean karena sebelumnya marathon mengerjakan pekerjaan yang kurang saya menej dengan baik. Tapi… rasanya ajakan teman-teman supaya bisa mendokumentasikan pertemuan itu mendorong saya untuk ikut membantu… siapa tahu ada pengalaman baru.

Setiap malam tanggal 17 setiap bulannya di padepokan Cak Nun di Kasihan Bantul diadakan pertemuan dan pengajian yang diselingi musik yang dihadiri oleh muda mudi serta ormas sekitar. Setiap orang bisa secara terbuka mengajukan pertanyaan maupun menanggapi pengajian yang disampaikan Cak Nun. Sebelumnya acara ini sudah lama dilakukan. Jauh sebelum Cak Nun punya Kyai Kanjeng, bliau berduet dengan mas Wijayanto dan saya sering ngikuti… karena diriley radio secara on air. Pengajian Cak Nun begitu renyah dan lucu apalagi duet dengan mas Wijaya… forum bisa jadi lebih “ambyarr”.

Suasanya pengajian dulu dengan sekarang beda. Walaupun tanpa mas Wijayanto, Cak Nun selalu hadir dengan grup Kyai Kanjeng. Pengajian yang diselingi dengan musik itu begitu memukau. Apalagi “Sabrang” vocalis Letto anak sulungnya pas diajak. Trus ikut nimbrung ngobrolin musik, politik, kajian Islam dll, termasuk nyanyi lagu “Cahaya” dan setelah mendendangkannya dia jelasin makna lirik-liriknya. Bahwa cinta yang dimaksud bukan cinta kepada lawan jenis tetapi cinta kepada sang pencipta (kataannyaaa…..).

Kajian keIslaman yang dimulai pukul 22.00 dan selesai 03.15 itu membahas segala hal… mulai dari masalah sosial, politik, musik, pendidikan, dengan diramu secara apik sehingga audience tidak ngantuk walaupun semalam suntuk. Aura Cak Nun begitu adem… kata2 yang terucap seolah semuanya puisi… termasuk “pisuhan-pisuhan” lugas.... ngece (ngejek) sana ngece sini… kritik sana kritik sini yang lucu dan segar… membuat masalah berat bangsa ini menjadi seolah ringan untuk dibahas, difikirkan dan dicari jalan keluarnya bersama-sama.

Pengajian ini ditutup dengan membaca sholawat bersama selama 15 menit diiringi musik perkusi Kyai Kanjeng.
Dan alhamdulillah... demam saya tiba-tiba sembuh....

Labels:

Pengen lebih baik atau lebih hebat?

Dalam sebuah obrolan sore hari kemaren dengan master trainer Jamil Azzaini, ditengah hujan deras yang membawa suasana menjadi lebih hangat karena ngobrolnya jadi sedikit teriak-teriak… dan diakhiri dengan beberapa kalimat penting (setidaknya menurut saya) sebagai nasehat yang membekas. Sederhana... yang sebetulnya kita sudah tahu tapi kadang lupa dan kita tidak melakukannya.

"Apabila kamu melakukan pekerjaan yang biasa kamu lakukan, maka kamu akan mendapatkan hasil yang biasa kamu dapatkan.
Kalau ingin mendapatkan hasil yang lebih hebat dari yang biasa kamu dapatkan, maka lakukan sesuatu lebih hebat dari yang biasa kamu lakukan".

Labels: